Aku bukanlah Artis
Kuterbangun di pagi hari yang masih terdengar kokokan ayam
menyudut.Merasakan udara pagi yang masih lembut kuhirup, masih kulihat
sisa-sisa embun sejuk tergerai di lekukan daun-daun muda yang berbanjar rapi
di tiap ranting pohon-pohon di sekelilinh rumahku.
Tak ku sadari hari sudah beranjak dari malam yang sunyi, tak kupahami
aku sudah bergegas dari usiaku yang dulu masih belia.Layaknya seperti
mimpi, diriku saat ini telah jadi bumbu sedap di berbagai
infotaiment. Kehidupanku bak sayuran segar tuk jadi bahan menu konsumsi
saban hari masyarakat penikmat TV.
Aku tak menyadari 8 bulan lebih aku tinggal di kota Jakarta yang besar
ini.Aku sudah menjadi bintang terang penghias layar kaca.Jalanku ke gerbang
keartisan terbilang amat mudah.Dengan sekali casting, saat pertama
menginjakkan kaki di kota monas ini meski dengan ketipisan budget saat itu,
namaku langsung dipanggil untuk jadi tokoh utama di sebuah judul sinema
elektronika yang akhir-akhir ini menduduki rating tertinggi di jajaran sinetron
tanah air.
Karena rating tertinggi itupula, dengan nama samaranku-Novar Digna-
seorang gadis muda asal desa di Tasikmalaya Jawa Barat menjadi wajah tenar
di seluruh kalangan.Sosokku telah tak asing lagi di kancah entertaiment
ibukota.Jadwal syutingku pun tiap hari, panggilan dari berbagai reality show T
membludak schedulenya. Jumpa fans juga telah ku lalui hampir di saban kota di
nusantara.Tak ada waktu untuk aku istirahat ataupun bersantai-santai ria di
sebuah istana indah di kawasan Tebet Jakarta Selatan.
Diriku seakan angin yang berhembus ringan melayang di puncak
kepopuleran. Tak heran jika kala wajahku hadir tiba-tiba di sebuah pusat
perbelanjaan, semua orang dengan antusias berlari cepat ke arahku dan
dengan berebut mengambil fotoku dan meminta tanda tangan jelekku.
Aku seringkali pada diriku sendiri,sebenarnya aku hanya manusia
biasa.Perempuan desa yang cuma lulusan SMA dan tinggal di sebuah gubuk
tua samping sawah milik ayahku yang dari 8 bulan lalu belum sempat aku
kunjungi.Keadaan keluarga di desa pun acapkali lari dari pikirku.Namun
mengapa banyak jiwa yang seaakan gila bila melihat tampangku nangkring di
balik TV.
Aku seolah tak mengerti, mengapa dunia begitu cepat beralih.Aku baru
menyadari, bahwa diriku bukanlah artis sejati saat namaku disebut-sebut
menjadi wanita ketiga dalam pernikahan pejabat pemerintahan dari petinggi
senayan.Namaku saat inipun tengah hangat di berbagai media.
Banyak pencari berita berkejar-kejaran memburuku.Tak sedikit kamer
menangkap parasku.Tak jarang pun infotaiment menguraikan kisahku itu
sampai titik yang teramat membuat telingaku panas.Kata-kata pedas
menyudutkanku, cercaan tak sedap sering berlabuh padaku dan hujan hinaan
pengganti pujian manis setelah itu.
Setelah gosip yang tak tahu dari mana asalnya menerpaku.Entah hanya
sebuah terkaan semata karena beberapa waktu lalu aku sempat diundang di
sebuah pertemuan resmi dengan pejabat DPR yang dimaksud terkait acara
sosial yang saat itu akupun tak sendiri, lantas banyak wartawan yang kala itu
hadir dengan berani pernyataan salah.Atau justru ingin meruntuhkan namaku
yang tak lama terbangun megah di ketinggian menara.
Tapi, aku tak mau beprasangka buruk dulu, aku tak mau hanya terlaru
dalam air kesedihan.Akupun jadi sedikit sadar , aku sudah tertipu oleh dunia
selebritis yang awalnya terlihat terang benderang bak bintang yang
menggantung indah di langit malam.Namun selanjutnya siapa yang berani
menjamn hidupku akan berubah begitu cepat.
Sejak gosip panas itu, banyak mata yang melihat angkuh ke
arahku.Banyak sikap acuh padaku.Keluargaku pun tak meneimaku ketika aku
kembali pulang setelah semua itu terjadi.Ketika semua kebahagiaan semu ini
hanya tinggal kepedihan tangisan yang tersisa.
Yang pasti, pada akhirnya aku tak mau lagi mengakui bahwa aku
bukanlah selebritis.Aku bukanlah artis yang dulu berlimpah uang, yang dulu
dengan mudah disapa orang penuh senyum telempar ke rona wajahku.Yang
dulu penuh segan dan keanggunan.Dan ku tak akan lagi menyudi menyadari
diri dalam hati, bukanlah selebritis dengan kebahagiaan utuh menyertai
langkahku setiap waktuku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar