cari yukkk....

Jumat, 03 Oktober 2008

artikel

Jum’at, 3 oktober 2008

Kasih sayang yang tak terbaca

Mungkin selama ini kita sering marah, kecewa bahkan bisa memberontak dikala kedua orangtua kita tak sepaham dengan pendpat kita. Kita mau ini, mereka melarang dengan segudang alasan yang susah tuk anak yang berusia belasan tahun mencerna semuanya.

 Orangtua ingin yang terbaik

Suatu ketika Nana bingung mencarijurusan di jenjang SMA kelas 2. Pilihan IPA, IPS, atau bahasa. Dalam benaknya terselip keinginan untuk jadi akuntan hebat, dselain tak suka berhitung semacam fisika, kimia, dan matematika. Nana ingin menjauhi pelajaran yangberbau alam. Ia merasa tak suka. Ia hanya hanya suka pelajaran yang berhubungan dengan ilmu sosial yang kerap kali mengundang tugas menghafal.
Adai tengah perjalanan, batu menghadang. Sang Ibu dan Ayah ingin menjadikan Nana ilmuwan hebat atau dokter dengan uang melimpah . Keduanya sering menceramahi Nana bahwa jadi dokter tuch hidupnya akan terjamin di masa depannya. Jadi ilmuwan akan tentram hidupnya dan sejuta dasar pemikiran yang jadi pedoman.
Nana pun semakin tak tenang, kemaunnya bertabrakan dengan keinginan Ayah & Ibunya. Maksud hati seorang ibu dan sesosok Ayah ingin membei yang terbaik bagi Nana, namun apadaya Nana kian tersiksa.
Ini mungkin seklumit cerita problem dari banyak anak terlebih pelajar. Kemaun kita ditentang oleh pendapat mereka. Mungkin mereka ingin memberikan yang terbaik, tapi bagi kita itu bukan yang terbaik dan ada hal yang lain yang lebih baik dari apa yang mereka maksud.
Sungguh disayangkan jika kejadian ini banyak pelajar mengalaminya. Mungkin sepintar-pintarnya kitamembujuk mereka, memberikan pengertian sebaik-baiknya pada keduanya. Namun itu harus sejalan dengan sikap halus dan penuhsantun pada kedua orangtua kita.

 Lingkungan dan kondisi yang tak mendukung

Banyak anak yang merintih sedih ketika seusai SMA, tak dapat melanjutkan masa pendidikannya kejenjang yang lebih tingi. Dalam hati meneriakkan keinginan serupa. Tapi, kondisi memaksa tidak untuk itu.
Masalah utama adalah kedua orangtua sudah angkat tangan soal biaya. Banyak yang bekerja sambil kuliah karena kedua orangtua tak mampu & tak sanggup membiayai. Cita-cita yang seorang anak ingin diraih, harus pupus hanya lantaran lingkungan berupa keluarga atau kedua orangtua tak mendukung dan bahkan menentang keras, maupun kondisi ekonomi yang kian tak menjangkau kebutuhan seorang anak jika sudah duduk di bangku kuliah.
Sehingga, kemungkinan banyak anak yang sering menuding kedua orangtua tak sayang lagi sama anaknya. Tak memiliki empati yang lebih kepadanya. Harus bagaimana, toh ini juga keadaan orangtua yang banyak anak harus menangis lantaran maksudnya tak sejalan dengan apa yang dipunya.

 Keduanya “over protektive”

Makdsud hati inginmelindungi. Ituyang sering menjadi dalih orangtua untuk sering melarang anaknya begini begitu. Menjadikan anak terlindungi dari hal-hal yang semacam pergaulah bebas, ikut genk-genk pecandu narkoba, dan el-el.
Sehingga banyak anak yang acapkali dikurung di rumah, disuruh belajar dan belajar. Dan efek yang timbul, mungkin tekanan batin dan jiwa terpenjara. Anak sulit bersosialisasi pada lingkungan luas. Sulit beradaptasi pada keadaan baru diluar rumah. Sulit untuk bergaul, mengenal banyak orang yang tak pernah dikenal sebelumnya. Lantaran tak banyak pengalaman dlam hal berkontak langsung dengan kondisi di seberang sana.
Dan tak seharusnya kedua orangtua terlalu ingin melindungi dengan memenjara di dalam rumah. Dan itu bukan jalan yang baik untuk bisa membangun jiwa anak yang modern, terdidik dan terpelihara sesuai dengan keinginan mreka.


Adakalanya keseimbangan dalam mendidik anak diwajibkan. Tak ada tekanan maupun kebebasan yang akan jadi pedoman dalam membentuk jati diri anak. Tak luput pula ajaran agama disiarkan pada perkembangan diri seorang titipan-Nya_-)

Tidak ada komentar: