cari yukkk....

Rabu, 08 Oktober 2008

artikel

Sinetron Indonesia Bermoral Payah

Hampir diseluruh stasiun televisi Indonesia ,drama bergenre sinetron telah merajalela.Hanya satu dua saja stasiun tv yang telah meminimalkan sinema elektronika yang memang sudh menjadi asupan sehari-hari khalayak Indonesia .

Bahkan di setiap malam ada saja judul-judul sinetron yang berganti diaban jamnya.Dan terkadang kita sampai lupa waktu menampang di depan televise yang jelas-jelas perangkap iblisdi era moderen ini.

Para produser tv dan Production House (PH) hanya berdalih untuk bertujuan memberi hiburan semata yang terlalu bebas.Sehingga kebebasan itu diteruskan diteruskan pada kebablasan perilaku konsumen yang telah mengimitasi setiap perbuatan dan langkah kaki para pelaku sinetron yang memang tak banyak dalam kualitas edukasi dan social kehidupan yang mengarah pada titik positif.

Seringkali tertangkap adegan yang jelas-jelas mempengaruhi pemikiran sosok-sosok lugu sang penonton,seperti anak-anak yang masih dalam fase pembelajaran dan beradaptasi pada kehidupan yang akan ditempuh oleh mereka mendatang.

Kekerasan yang acapkali ditampilkan,adegan-adeganyang tidak pada tempatnya kerap diperankan lakon-lakon sinetron,alur yang mudah ditebak dan kadang membingungkan serta ketidak kreatifan cerita yang dihadirkan dengan menduplikat kebanyakan film-film asing pada umumnya.

Itu semua adalah deretan-deretan kekurangan yang belum banyak ditangkap masyarakat awam.Meskipun tak sedikit yang sadar pada pandangan negative sinetron masa kini.Namun tetap saja mereka terhipnotis oleh hadirnya bintang-bintang cermlang yang selalu menghiasi sban sinetron yang ada.Hanya mengarah pada kepuasan hati belaka dan tak banyak menyerap kandungan baik yang terhempas oleh scenario drama dalam tv itu yang berkutat pada globalisasi dalam kapitalisme pandangan kehidupan budaya barat.

Sampai kapan negeri kita tercinta mempertahankan kepekikan buruknya tayangan-tayangan sinetron yang tak berkualitas.Jika hiburan terus diincar,kapankan kita mau belajar memahami hidup dalam sandiwara dunia bila tahap pembelajarannya didapatkan dari sandiwara tv yang kadan tak masuk akal.

Mungkin kalau ingat pepatah orang arab,yakni “ waktu adalah pedang”,maka setiap detik demi detik jika hanya diisi menikmati tayangan sinetron Indonesia yang bermoral payah,mungkin bias saja pedang itu akan menyambar di kkehidupan kita kelak.

Kenapa harus mengimpor budaya diseberang sana,bila di tanah air masih punya segudang budaya yang patut dipelajari dan mampu ditransfer ke generasi-generasi penerus bangsa mendatang melaui sinetron-sinetron yang nantinya akn menjadi tayangan yang bermutu tinggi dan dapat dibanggakan negara sebagai asset penegak ideology bangsa.Bukan hanya sebagai asset kekayaan bagi sang produser dan lakon drama maupun didalamnya,jika yang dihasilkan tak mampu membentuk negeri yang mandiri dan berani bersaing di kancah internasional.

Tidak ada komentar: