cari yukkk....

Jumat, 27 Maret 2009

puisi

GAZA DI MALAMNYA...

Gaza… di malammu…
Gelap…
Hitam…
Remuk redam bangunannya
Menyatu tanah tak berguna… tak berupa…

Gaza… di malammu…
Gelap…
Hitam…
Malamnya bagaikan hutan belantara
Ataukah…
Selayak jurang penuh liang kematian

Gaza… di malammu…
Hitam… dan gelap…
Sunyi dari tawa dan canda mulutnya
Mungkin tangisan akan menyimpul rekaman otaknya
Pandangannya menyatu warna hitam…
Tak ada lainnya…
Mungkin hanya gencatan warna mengkilat
Seakan jembatan pintu ajalnya

Gaza… di malammu…
Hitam…dan gelap…
Ku menatapmu… aku takut…
Linangan darah menyengat hidungku dengan baumu
Entah darah jiwa tak berdosa siapa ?
Ku membayangkanmu… aku iba…
Tangan kecilku tak mampu terangkat untukmu
Hanya bibirku terangkat tuk sanggup do’akan dari kejauhan

Gaza… di malammu…
Hitam… dan gelap…
Esokkah kau akan ada ?
Esokkah kau pasti berdiri ?
Esokkah jahatnya masih mengintaimu ?
Esokkah dunia kan bersamamu ?

Gaza… di malammu…
Hitam… dan gelap…
Masihkah kau punya kekuatan ?
Masihkah kau mampu bertahan ?
Masihkah kau berdaya dengan segala keadaan ?
Masihkah sosokmu kan ku lihat di masa datang ?
Gaza… di malamu…
Hitam… dan gelap…



APA ARTI MIMPI ITU ?

Tak bertanda sebelum aku menutup mata
Tak berisyarat ketika ingin melepas lelah
Peluhku hanya terasa dalam jiwa
Jalani hariku yang biasa terkira

Dalam lelapku…
Ku tersenyum kala ada wajahmu
Berkata di tengah semu bayanganmu
Bercanda saat suasana kabur malamku

Dalam lelapku…
Hatiku bergetar dengan lekuk bibirnya
Terasa punah dalam kesedihan dan lara
Terasa indah pandanganelok matanya

Dalam lelapku…
Mimpi itu berkali hadir menjamuku
Dan parasnya tak berhenti terusir
Dari bunga tidurku yang tak ku mengerti

Apa arti mimpi itu ?
Ketika wajahmu datang tak ku inginkan
Kala hadirmu muncul tak ku harapkan
Saat parasmu menyelinap dalam keheningan malam

Oh… sungguh kaya teka-tekihati ini
Apakah aku ada rasa padanya ?
Entah mimpi itu mengisyaratkan apa…?
Entah rasa apa yang tumbuh tak ku duga…

Ya Allah arahkan hati ini…
Agar zina tak mengalir dalam jiwa ciptaan-Mu itu


SYAIR SAHABAT

Sahabat…
Sahabat adalah setitik cahaya kasih pada satu jiwa yang mati
Sahabat adalah setetes air murni di tengah gurun pasir tanpa tepi
Sahabat adalah malaikat, bersayap, tersenyum, dan menggapai kita dari keputusasaan

Sahabat…
Sahabat adalah bayangan semu yang mendekap aku dikala air mata bercucuran
Sahabat adalah diary yang selalu tanpa pamrih jika hati ingin bicara
Sahabat adalah hujan yang menyejukkan
Sahabat adalah segalanya


HUJAN...

Kulihat hitam mengepul
Satu awan tengah mengumpul
Sesekali halilintar membelah langit
Mengisyaratkan lautan air meneropong daratan

Badai kencang mengguncang
Tandai putusnya penopong awan hujan
Roboh dan jatuh deras menyegarkan bumi
Rintik-rintiknya menyatukan celah tanah kemarau

Wujudnya yang sejuk terkadang buatku menangis
Memohon tak ada bahaya siang itu
Mengharap petir dan angin jahat jauh dari mataku
Meminta ampunan dengan adanya itu

Hujan… Kau rizki-Nya yang maha ku butuhkan
Meski kau hanya setitik air
Namun lidahku terus menjerit-jerit mengajakmu pergi
Hujan… kau seakan buih rindu yang membuncah
Berjuta paras menunggumu di tengah gersangnya pepohonan meranggas
Hujan… kau seolah ratu yang dicari
Kehidupan mati tanpamu, meski dengan setetes air yang kau beri

Tidak ada komentar: