cari yukkk....

Minggu, 29 Januari 2012

“Sebuah Keteladanan”: itu yang dibutuhkan pendidikan karakter

Bukan sebuah rahasia jika pendidikan Indonesia sering dikait-kaitkan dengan penanaman pendidikan karakter, baik dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi sekalipun. Memang keberadaannya sudah mengemuka. Terbukti, dalam rancangan pembelajaran pun sudah dimasuki bumbu-bumbu yang berbau pendidikan karakter. Dalam beberapa seminar pendidikan pun tak sedikit yang mengangkat tema yang tengah hits di kalangan pendidikan.
Tapi, apakah pendidikan karakter itu masih berbau teori dari sebuah program besar Pak menteri untuk kebaikan bangsa? Ataukah sudah berwujud nyata menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda kita agar lebih berkarakter dalam memainkan peran pelajar dalam pembangunan? Jika diteliti lebih detail bagaimana kondisi saat ini masyarakat bangsa kita, maka akan menemui banyak hambatan dalam merealisasikan program brilian itu. Yang ada hanyalah sebuah wacana tanpa aji yang jelas bagi sasaran yang diinginkan.
Program pendidikan karakter itu suatu ide yang sangat baik, semestinya juga harus baik dalam merancang konsep dan grand desaingnya agar berwujud subur di lahan hasilnya. Lantaran ciri kaum pelajar yang rata-rata masih remaja cenderung meniru, itulah khasnya. Mereka kerap meniru idola-idola dunia dengan berbagai dandanan unik hingga mengubah pula dandanan pemuda kita. Sungguh disayangkan jika program pendidikan karakter itu tidak dikaitkan dengan model idola teladan yang bisa dijadikan kiblat dalam mencontoh dan meniru bagaimana seharusnya memainkan peran karakter dalam program pak menteri itu.
Kembali pada pelajar yang menjadi tujuan utama pendidikan karakter. Saat ini, mereka tidak hanya butuh teori yang akan menambah beban pikiran mereka, tapi yang dibutuhkan sekarang ialah sebuah keteladanan itu. Seperti sebuah ilustrasi yang ada di lingkungan kantor, bahwa seorang bawahan tidak akan melakukan pekerjaan jika tak ada perintah dari atasan. Jika seorang pemimpin memberi perintah dan contoh selayak yang diharapkan, maka bawahan pun otomatis akan melakukan itu dengan usaha dan kapasitasnya masing-masing bawahan.
Sama halnya ketika program pendidikan karakter itu diterapkan, sosok teladan wajib ada sebagai model manusia yang bisa dicontoh siswa dalam mewujudkan pendidikan karakter dalam kesehariannya. Lantas pertanyaannya, siapakah yang cocok dijadikan teladan? dan apakah di Indonesia saat ini sudah ada sosok yang dimaksud?
Perlu diketahui bahwa bangsa ini punya banyak publik figur baik dari jajaran artis sampai kalangan pejabat pemerintahan. Satu diantara mereka bisa berpotensi menjadi teladan pendidikan berkarakter. Namun, ketika kembali melihat kondisi artis dan pejabat saat ini, sedikit yang mendapat sorotan kamera karena keteladanan mereka. Kebanyakan yang diekspose dari artis hanya kemewahan gaya hidup dan problematika yang sangat tak cocok dengan kaidah pendidikan karakter. Apalagi yang kerap muncul di berbagai media adalah berita tentang pejabat Indonesia yang sering tersandung kasus penggelapan uang dan saling suap antar elemen pejabat. Ataupun artis yang kerap ganti pasangan karena alasan yang tak masuk diakal. Yang ada hanya rasa tanda tanya besar melengkung di batin para pelajar, perangai mana yang pantas dicontoh dari mereka. Ironis sungguh.
Pemerintah khususnya depertemen pendidikan nasional seyogyanya memakai model teladan dalam program pendidikan karakter. Mencari sosok yang berpotensial dalam merealisasikan program yang terbilang baru bagi pendidikan Indonesia. Sosok-sosok itu semestinya mulai dimunculkan di kalangan pejabat yang lebih pantas lantaran merekalah kaum intelektual, kaum yang mengambil kebijakan untuk hajat hidup banyak orang.
Namun, melihat fenomena yang ada di jajaran pejabat negeri ini, bagaimanakah kabar keteladanan yang sampai saat ini sudah disumbangkan bagi pendidikan Indonesia? Mereka ramai-ramai dengan isu yang kerap mengotori wajah politik demokrasi bangsa ini, tidak lain dan tidak bukan adalah korupsi. Pendidikan karakter tidak hanya didengung-dengungkan sebagai program perbaikan karakter pelajar Indonesia, tapi apakah pejabat negeri ini sudah berkarakter sesuai tempatnya? Ini yang perlu dievaluasi oleh pendidikan kita. Jangan hanya dimainkan dalam lingkungan pendidikan berupa teori saja, tapi lebih efektif jika prakteknya dilengkapi dengan sosok-sosok teladan yang patut dijadikan contoh bagaimana sejatinya menerapkan pendidikan karakter.
Para pejabat negeri ini haruslah banyak bercermin. Anda semua adalah publik figur bangsa yang seharusnya memiliki karakter yang bisa dijadikan cerminan bagi para pelajar dalam mewujudkan pendidikan karakter yang sesungguhnya. Sekali lagi, para pelajar tak butuh teori saja dalam mengamalkan makna pendidikan karakter, namun mereka lebih butuh teladan yang langsung bisa dicontoh. Itu sebenarnya yang terpenting._w@fuyu_

Tidak ada komentar: